Dan ketika kicau mu masih bergema, aku terjerambap dalam lumpur penuh duka.
Riak paras tak suka, seketika meluap tangis penuh luka.
Tak sanggup hati berkawan, bukan berarti tak mampu bertahan.
Lantunan merdu suara mu, sejukkan batin. Tak mampu aku berpaling.
Tak lagi pinta ku kau sambut, namun aku mampu bertahan dalam bimbang.
Bimbang rasa tersambut kala senja. Tak mampu aku berkelana.
Melawan senja rapuh aku semakin.
Senja ku menuntut kepergian mu.
Meniadakan mu, bukan inginku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar