Laman

Jumat, 19 November 2010

peluh atas duka

Racau kicau burung mengigau. Resah ku mengacau. Sekelebat aku melihat fatamorgana keindahan. Namun tetap saja semu. Bukan nyata. Tak akan pernah nyata. Bukan raut ku yang menekuk membuat ria tak terupa. Namun duka memang melanda. Bersama kabut duka. Bersama tetesan air mata. Peluh ku berbaur dengannya. Peluh atas duka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar