Musik mengalun merdu sejenak
sesaat setelah langit menguning. Rauman duka ku menjelma bersama kicau burung
nan merdu. Indah…. Namun pilu. Sepilu kalbuku. Adakah sekejap saja kau
merangkul ku? Menampik rasa gelisah. Menghujaniku dengan dongeng putri nan
bahagia, berkhayal seakan aku menjadi putrinya.. kau tak mampu - bahkan hanya
untuk sebuah khayalan – menimbulkan seulas senyuman ikhlas dalam hatiku. Kau tak
mampu menciptakan suasana riang layaknya Cinderella bertemu sang pangeran. Layaknya
putri salju dikecup cinta sejatinya.
Musik masih mengalun merdu
sejenak ketika burung kembali ke sangkarnya untuk mendengkur. Malam pun hening…
terlalu hening untuk tidak mendengar sedu sedanku... namun kau tetap tak
bergeming seakan kau tuli. Kau tak merangkul seakan kau lumpuh. Kau tak mampu
menangis bersamaku seakan kau buta.
aku pun tak mampu mengerti
mengapa aku bertahan di sisimu dengan segala keacuhanmu yang mendarah daging. Keangkuhanmu
yang bahkan untuk menoleh pun sangat sulit rasanya. Kegeminganmu yang tak mampu
aku tafsirkan dengan kata-kata. Aku tak mampu mengerti…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar