Laman

Rabu, 18 April 2012

aku tak mengerti


Musik mengalun merdu sejenak sesaat setelah langit menguning. Rauman duka ku menjelma bersama kicau burung nan merdu. Indah…. Namun pilu. Sepilu kalbuku. Adakah sekejap saja kau merangkul ku? Menampik rasa gelisah. Menghujaniku dengan dongeng putri nan bahagia, berkhayal seakan aku menjadi putrinya.. kau tak mampu - bahkan hanya untuk sebuah khayalan – menimbulkan seulas senyuman ikhlas dalam hatiku. Kau tak mampu menciptakan suasana riang layaknya Cinderella bertemu sang pangeran. Layaknya putri salju dikecup cinta sejatinya.

Musik masih mengalun merdu sejenak ketika burung kembali ke sangkarnya untuk mendengkur. Malam pun hening… terlalu hening untuk tidak mendengar sedu sedanku... namun kau tetap tak bergeming seakan kau tuli. Kau tak merangkul seakan kau lumpuh. Kau tak mampu menangis bersamaku seakan kau buta.

aku pun tak mampu mengerti mengapa aku bertahan di sisimu dengan segala keacuhanmu yang mendarah daging. Keangkuhanmu yang bahkan untuk menoleh pun sangat sulit rasanya. Kegeminganmu yang tak mampu aku tafsirkan dengan kata-kata. Aku tak mampu mengerti…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar